Jumat, 10 Juni 2011

lips

tak ada tulang di sekitar oral,
Yang membalut kulit rupa-mu,
Tapi setiap keluar suara tanpa di rem oleh otaknya
Akan sangat berdampak bahaya,

Tak perduli siapa yang mulai untuk membual, dia akan selalu mengikuti jalan fikiran,

Andai kiai yang melontar kata, pasti kata realigi yang terontar tanpa nafsu,
Tapi bila sang penguasa di panggungnya, berkoar untuk dinastinya,

Realita kini smakin nyata, isu menjadi makin hangat setelah berjuta bibir terlontar
Dari mulai yang samar, katanya,
kata berita di tv, di radio, koran , majalah, dan lain sebagainya......

Para wanita yang sebaya, ibu-ibu tua muda,
Saling lontar gosip di arisan keluarga, di mall, di pengajian, di gang...

Semua berlomba mengoceh dengan bibirnya, walau bibir tak pernah di tatar, tapi dia pintar membual,
......Dan kalbu selalu merasa malu bila bibir berkata bohong.

Tidak ada komentar: